Showing posts with label Sains. Show all posts
Showing posts with label Sains. Show all posts

Seberapa Parah Polusi? Amati Saja Burung Gereja

Ukurannya mungil sekitar 10 - 15 cm, warnanya coklat dan sering hinggap di bubungan rumah. Tapi tergantung lokasinya. Lebih susah menemukan burung mungil ini di tengah kota besar atau kawasan industri dibanding area yang berudara lebih bersih.

Burung gereja, atau masyarakat sering mengelompokkannya sebagai burung pipit (sparrow) sebenarnya termasuk genus Passeridae. Mereka juga dikenal sebagai burung Dunia Lama. Species-species ini sering bersarang di bangunan dan rumah. Di Indonesia mungkin sering dijumpai di bawah atap gereja, hingga disebut sebagai burung gereja.

Jadi burung gereja bisa disebut burung liar yang paling akrab dengan manusia. Burung gereja memakan biji-bijian, meskipun juga mengonsumsi serangga kecil. Beberapa spesies mengais makanan di sekitar kota.

Di Indonesia, sub-spesies yang paling terkenal adalah Passer montanus-malaccensis. Sarangnya dibangun dalam rongga alami, sebuah lubang di sebuah bangunan. Mereka bertelur lima atau enam butir yang menetas di bawah dua minggu. Seperti burung kecil lainnya, mereka bisa terinfeksi parasit dan diburu burung pemangsa. Rata-rata masa hidup mereka sekitar dua tahun.

Passer montanus tersebar luas di kota-kota dan kota-kota di Asia Timur, tetapi di Eropa spesies ini adalah burung pedesaan. Burung gereja Eropa adalah spesies Passer domesticus yang berbiak di daerah perkotaan. Walaupun populasi Passer montanus yang besar memastikan bahwa mereka secara global tidak terancam punah,  sudah ada penurunan besar dalam populasi Eropa Barat. Penyebabnya, sebagian karena perubahan dalam praktik pertanian yang melibatkan peningkatan penggunaan herbisida dan hilangnya lahan-lahan tunggul musim dingin.

Dalam beberapa makalah, populasi burung gereja sering jadi indikator tingkat populasi sebuah wilayah. Misalnya dalam jurnal karya Swaileh KM dan Sansur R dari Dept. of Biology and Biochemistry, Birzeit University yang meneiti berapa banyak konsentrasi logam dalam perut burung gereja.

Metoda penelitian dilihat dari kotoran dan cangkang telurnya. Ditemukan, pada burung gereja yang hidup di pemukiman padat maka konsentrasi Cu, Pb, dan Zn lebih tinggi dibanding yang hidup di area bebas polusi.

Kajian tersebut sedikit banyak membuktikan keberadaan burung gereja di suatu wilayah bisa jadi petunjuk seberapa banyak tingkat polusi di daerah tersebut. Jadi, amatilah lingkungan dan sekeliling rumah. Apakah masih sering mendengar cicit burung gereja? Bila ya, berbahagialah karena kadar polutan di tempat bermukim masih bisa ditolerir.

Sumber:
ncbi.
geo-geo22

Unik ! Robot Hewan Paling Canggih

adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu AI(artificial intelegent/kecerdasan buatan). Istilah robot berawal bahasa Cheko “robota” yang berarti pekerja atau kuli yang tidak mengenal lelah atau bosan. Namun berbeda dengan robot robot yang berikut ini,mereka sengaja diciptakan menyerupai hewan yang unik,dan lucu.Yang sengaja diciptakan untuk menghibur dan untuk tujuan sains.Berikut ini 5 Robot Hewan Yang Paling Unik dan canggih  Didunia

1. Air Jellies (ubur ubur)


Air Jellies atau disebut juga ‘AirJellies‘,adalah sebuah robot ubur – ubur yang mampu melayang di udara. AirJellies memiliki kemampuan dan sifat yang sama dengan ubur – ubur yang kita jumpai di laut. Robot buatan Festo Automation Germany ini dapat melakukan gerakan yang terorganisir secara bersama – sama dalam satu kelompok dan menyerang targetnya.

2. Robot Penguin

Bila anda berpikir bahwa gambar di bawah adalah penguin,memang tidak salah !!!. Robot penguin ini memang sangat mirip dengan penguin . Perilaku, bentuk, dan suara yang sama. Yang membedakan adalah ketahanan mereka yang lebih kuat dari penguin asli, kemampuan berenang yang lebih cepat, dapat bekerja secara berkelompok.Benar benar canggih bukan!!!



3.Robot Beruang Riba



Jepang tak ada habis-habisnya kabar menarik sekaligus inovatif yang berhembus dari negera maju yang memiliki teknologi tinggi ini. Bayangkan setiap saat akan ada saja kabar mengenai kehadiran robot dari perancang-perancang handal disana.


Baru-baru ini saja telah terbersit kabar tentang kehadiran robot beruang yang imut yang mampu mengangkat (menggendong) manusia. Pasalnya perusahaan pembuat robot RI-MAN telah mampu menciptakan sebuah robot yang mampu mengangkat dan mengangkat beban seberat ukuran manusia dewasa sekalipun. Dengan tampilan model yang terbaru ini, robot ini dirancang seperti seekor beruang yang imut yang tidak dilengkapi dengan gigi dan cakar yang khas . Meskipun berpenampilan seperti binatang beruang, namun robot ini mampu mengangkat beban dengan sangat lembut dan menyenangkan sehingga Anda tak perlu takut dan khawatir saat digendong.
Mengadopsi RIBA (Robot for Interactive Body Assistance), robot model terbaru ini memang dimaksudkan paling tidak menyerupai robot perawat yang mampu membantu manusia. Selain itu dilaporkan pula kalau robot ini mampu mengangkat pasien hingga 235 kg (bisa seukuran beban tempat tidur ataupun kursi roda). Dalam melakukan fungsinya, robot ini menggunakan sensor dan beberapa bahan khusus “soft skin” yang menjamin beban yang diangkat selama perjalanan akan merasa nyaman dan menyenangkan.

4.Robot Beruang Penghilang Dengkuran



Robot beruang ini berbentuk boneka dan di gunakan sebagai bantal tidur, namun di dalam bantal ini juga terdapat mikropon. Robot beruang bernama Jukusui-kun ini akan langsung bereaksi terhadap suara dengkurang yang keras, dia lalu akan menggerakkan tangannya untuk menjangkau kepala seseorang diatasnya lalu mendorong kepala tersebut ke arah sebaliknya.
Gerakan ini bertujuan untuk mendorong kepala penderita ‘Tidur Apnoea’ atau salah satu jenis dengkuran yang tidak hanya berbahaya bagi kelangsungan hubungan anda dengan pasangan tapi juga bagi kesehatan, ke posisi yang membuat mereka tidak lagi mendengkur.


5. Robot Teddy Bear


Fujitsu Teddy Bear Robot adalah sebuah robot berbentuk seekor beruang yang ditujukan untuk menemani anda yang kesepian atau bisa dijadikan teman bagi orang tua di Jepang yang tinggal sendiri.
Robot ini mempunyai gerakan sebanyak 300 gerakan serta 12 motor di dalamnya dimana bisa menggerakan anggota badan mulai dari kepala, leher, kaki, tangan dan lainnya serta 13 buah sensor.
Fujitsu mengharapakan robot beruang ini bisa menjadi teman bagi anak kecil maupun orang tua dan bisa ditempatkan di tempat penitipan anak maupun panti jompo. Liat deh videonya lucu loh.

Teknologi Pembuat Tsunami


Agar menang perang dan jadi penguasa dunia, ternyata negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat punya banyak senjata pemusnah masal, salah satunya: Bom Tsunami.

Seorang penulis Selandia Baru telah menemukan kembali bukti tes rahasia yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Selandia Baru selama Perang Dunia II. Bom ini mampu membuat banjir akbar di kota-kota pesisir di negara-negara musuh Sekutu layaknya tsunami.

 
mail.colonial.net


Ray Waru menemukan materi sementara saat menggali data di dokumen militer tua untuk buku barunya, Secrets and Treasures. Rincian beberapa artefak sejarah tersedia di Arsip Nasional Selandia Baru di Wellington.

"Itu benar-benar menakjubkan," kata Waru. "Gagasan awalnya adalah mengembangkan senjata pemusnah massal berupa efek serupa tsunami ... dan Selandia Baru tampaknya telah berhasil mengembangkan ke tingkat yang sangat mungkin untuk diaplikasikan."

Dijuluki "Project Seal", proyek ini merupakan upaya bersama oleh Amerika Serikat dan Selandia Baru untuk mengembangkan sebuah perangkat yang bisa menyaingi kekuatan destruktif dari bom atom. Menurut Telegraph, 3.700 bom diledakkan selama pengujian yang berlangsung antara 1944 dan 1945 di lepas pantai New Caledonia dan Auckland.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian dari 10 ledakan di bawah laut bisa menciptakan tsunami setinggi 33 kaki atau sekitar 10 meter. 

"Mungkin jika bom atom tidak bekerja, mereka akan membuat tsunami akbar di Jepang," kata Waru pada The Telegraph.

Profesor Thomas Leech dari Auckland University melakukan kontak yang intens dengan para pejabat militer AS. Dialah yang disebut-sebut membantu melakukan percobaan, menurut New Zealand Herald.

Ide bom tsunami datang lebih awal dari 1944, menurut media ini. Leech dikirim ke Bikini Atoll untuk menonton tes bom atom pada tahap awal. Neil Kirton, seorang mantan rekan Leech, mengatakan, "Dalam beberapa kondisi saya pikir itu bisa menghancurkan." 

Spesies Ubur - ubur Raksasa

Para peneliti Jepang saat ini sibuk memonitor akitivitas ubur-ubur raksasa di perairan cina dan mereka memperingati akan adanya invasi makhluk ini ke perairan Jepang dalam waktu dekat yang berpotensi katastropik.

Kejadian yang sama juga pernah terjadi pada tahun 2005. Para peneliti kelautan Jepang menangkap sinyal mengkhawatirkan mengenai adanya peningkatan jumlah ubur-ubur Nomura - ubur-ubur raksasa yang dapat bertumbuh hingga berdiameter 2 meter dan berat 220 kg.

Para peneliti mengatakan bahwa arus air laut dapat membawa monster-monster itu memasuki perairan Jepang. Invasi besar-besaran ini dipastikan akan menghancurkan industri perikanan Jepang karena ubur-ubur itu melepaskan racun yang membunuh ikan tangkapan.

Berikut adalah foto ubur-ubur raksasa, yang apabila dibandingkan antara ubur-ubur dengan orang yang juga terekam didalam gambar tersebut tampak ubur-ubur 2 kali lebih besar dari orang tersebut.

  

 



Survei ini dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Shinichi Ue, seorang profesor biologi kelautan di Universitas Hiroshima yang juga mengepalai komite peneliti pemerintah yang bertugas untuk mengembangkan teknologi untuk memprediksi dan mengendalikan pertumbuhan ubur-ubur. Prof Ue telah meneliti populasi ubur-ubur di Laut Kuning dan Laut cina selatan sejak tahun 2006.

Ubur-ubur Nomura umumnya berkembang di perairan Cina pada musim semi dan mereka mereka bertumbuh dewasa ketika arus air laut membawa mereka ke utara secara perlahan-lahan. Pada Juli 2009, ketika kawanan pertama mencapai selat Tsushima (utara pulau Kyushu), kebanyakan ubur-ubur ini telah mencapai ukuran seorang pesumo. Dengan ukuran seperti ini, hanya butuh 5 hingga 10 kawanan ubur-ubur untuk menghancurkan industri perikanan.

Sebelumnya, pada tahun 2005, industri perikanan Jepang melaporkan 100.000 kasus kerusakan yang diakibatkan oleh ubur-ubur ini. Pada puncak invasi di tahun itu diperkirakan setiap hari sekitar 300 juta hingga 500 juta ekor ubur-ubur melewati selat Tsushima menuju laut Jepang.

Lalat yang Suka Alkohol

Pernahkah merasa patah hati ditolak orang yang dicintai dan akhirnya melampiaskan kekecewaan dengan mabuk-mabukan dengan minuman beralkohol? Tak cuma manusia, lalat buah pun kalau ditolak pasangan mencari alkohol.

Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science bahwa lalat buah jantan yang ditolak oleh betina akan mengonsumis makanan yang mengandung alkohol lebih banyak.

Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

Demikian kesimpulan hasil penelitian Galit Shohat Ophir dan rekannya dari Howard Hughes Medical Institute di Virginia, AS melakukan sebuah penelitian di laboratorium Ulrike Heberlein, Universitas California di San Diego.

Dalam penelitian itu, Ophir mengelompokkan lalat buah jantan menjadi dua grup. Grup pertama ditempatkan di kotak penuh lalat betina perawan yang siap dikawini. Sementara, lalat grup kedua ditempatkan di box dengan lalat yang sudah dikawini sehingga cenderung menolak ajakan kawin.

Peneliti menemukan bahwa grup pejantan yang ditolak memakan makanan yang mengandung 15 persen alkohol, sementara grup lain menghindari. Menurut Ophir, lalat buah memilih alkohol untuk memberi penghargaan atas dirinya walau ditolak.




Perilaku tersebut dikendalikan oleh senyawa dalam otak yang disebut neuropeptida F (NPF). Berdasarkan penelitian, lalat buah jantan yang gagal kawin memiliki level NPF yang lebih rendah.

“Ini semua membuat kita berpikir bahwa otak lalat buah, dan juga mungkin hewan lain dan manusia, memiliki sistem kontrol untuk memberi penghargaan internal, bahwa jika penghargaan internal turun maka akan diikuti dengan perilaku yang akan mengembalikannya lagi,” kata Ophir seperti dikutip BBC, Kamis (15/3/2012).

Senyawa mirip NPF sebenarnya juga ditemukan pada manusia, disebut Neuropeptida Y. Namun, efek zat itu pada perilaku manusia belum bisa dijelaskan dengan gamblang.

Koloni Semut Semegah Tembok Besar China

Para arkeolog berhasil menemukan sarang semut raksasa yang begitu besar sehingga layak disebut megapolitan semut. Arkeolog menemukan sarang tersebut di wilayah Brasil.

Ilmuwan mempercayai bahwa megapolitan itu menjadi tempat koloni semut terbesar di dunia yang pernah hidup. Namun, hingga sekarang belum diketahui mengapa kota itu ditinggalkan koloni semut yang membuatnya.



Sarang semut raksasa di Brazil yang berhasil digali oleh para ilmuwan.


Sebelum penggalian sarang, para ilmuwan lebih dulu menuang cor-coran untuk mengisi rongga-rongga ke liang semut. Butuh 10 hari untuk menuang cor-coran di wilayah seluas 500 kaki persegi dan melebar hingga 26 kaki di bawah tanah.

Setelah sebulan, tim ilmuwan yang dikepalai Luis Forgi mulai melakukan penggalian. Hasil cetakan menunjukkan bahwa sarang semut ini begitu megah bagai Tembok Besar China.

Ilmuwan menemukan, sarang semut ini memiliki saluran lengkap yang berfungsi sebagai ventilasi sekaligus jalur transportasi. Ada jalan besar seperti jalan raya maupun jalan kecil layaknya jalan tikus.

Dari jalan-jalan utama di kota semut, terdapat cabang-cabang yang menuju ke tempat sampah dan taman jamur, yang oleh koloni semut tersebut dimanfaatkan sebagai sumber makanan.




Menurut perkiraan ilmuwan, seperti diberitakan Daily Mail, kota semut ini dibangun dengan melibatkan jutaan semut. Diperkirakan ada 40 ton tanah yang diangkut oleh semut untuk membuat liang labirin ini.Kemegahan kota semut ini menunjukkan betapa kompleks koloni semut. Menurut pendapat ilmuwan, koloni semut adalah merupakan kedua terkompleks setelah manusia.

Koloni semut dipimpin oleh seekor ratu. Berdasarkan penelitian, ratu semut bisa mengumpulkan sebanyak 300 juta sperma dari pejantan sebelum membangun koloni.Telur-telur yang dihasilkan sang ratu akan menjadi cikal-bakal koloni semut. Semakin banyak telur yang dihasilkan dan bertahan hidup, semakin besar pula koloni semut nantinya.

Koloni semut nantinya memiliki berbagai tugas, mulai dari mengumpulkandaun, menumbuhkan jamur dengan media dedaunan, hingga membuang sampah dan membuang parasit berbahaya.
Sementara itu, ada semut-semut bertubuh besar yang bertugas sebagai angkatan bersenjata mempertahankan wilayah. Kadang-kadang, mereka juga dikerahkan untuk membangun terowongan alias liang.

Berikut Ini Cuplikan Videonya 

Hasil kebudayaan koloni semut tersebut terbilang luar biasa. Sosiobiologi semut adalah salah satu yang paling menarik untuk dipelajari. Boleh jadi, dengan mempelajarinya, manusia juga bisa belajar dari semut.

Bisakah Manusia Hidup Tanpa Bakteri?

Data tentang triliunan bakteri mengerumuni kulit dan seluruh tubuh manusia terdengar sangat menakutkan. Namun ahli biologi mikro Anne Maczulak menegaskan, manusia tak bisa hidup tanpa bakteri.

Penulis buku ‘Allies and Enemies: How the World Depends in Bacteria’ ini menjelaskan, manusia tak bisa hidup tanpa bakteri. Sebagian besar manusia mempelajari bakteri dalam konteks penyakit.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1401592.jpg

Hal ini membuat manusia cenderung berpikir tentang bahaya yang ditimbulkan bakteri ini. “Suatu tantangan memikirkan cara bakteri membantu manusia karena kecenderungan yang lebih dari sekadar proses kompleks yang tak hanya sekali,” ungkap Maczulak.

Di dalam tanah dan laut, bakteri merupakan pemain utama dalam dekomposisi bahan organik serta siklus daur ulang unsur kimia seperti karbon dan nitrogen yang diperlukan bagi kehidupan manusia.

Karena tanaman dan hewan tak menghasilkan molekul nitrogen yang dibutuhkan manusia untuk hidup, bakteri tanah dan cyanobacteria (alga hijau-biru) memainkan peran mutlak yang sangat diperlukan dalam mengubah nitrogen atmosfer menjadi amonium atau nitrat.

Keduanya merupakan bentuk nitrogen yang bisa diserap tanaman untuk menghasilkan asam amino dan asam nukleat, blok pembangun DNA. Manusia memakan tanaman dan menuai keuntungannya.

Selain itu, bakteri juga memainkan peran siklus zat penting lain untuk kehidupan manusia, yakni air. Beberapa tahun terakhir, para ilmuwan dari Louisiana State University menemukan bukti, bakteri mewakili banyak partikel-partikel kecil yang menyebabkan percepatan awan menjatuhkan salju dan hujan.

Di luar dan di dalam tubuh manusia, bakteri masih menawarkan manfaat lain. Dalam sistem pencernaan, bakteri membantu mencerna makanan, seperti serat tanaman yang tak bisa dengan baik ditangani manusia.

“Manusia mendapat lebih banyak gizi dari makanan berkat bakteri,” kata Maczulak. Menurut Maczulak, bakteri dalam sistem pencernaan juga menyediakan vitamin yang diperlukan manusia seperti biotin dan vitamin K dan sumber utama nutrisi lain.

Percobaan pada kelinci menunjukkan, hewan yang dibesarkan dalam lingkungan steril tanpa bakteri mengalami kekurangan gizi dan mati muda. Menurut Maczulak, di luar tubuh, ‘hutan bakteri’ di kulit (menurut New York University, terdapat 200 spesies bakteri terpisah pada orang normal) mendominasi lingkungan kulit dan sumber dayanya serta menjaga agar bakteri lain tak dapat masuk.

Di dalam atau luar tubuh, bakteri terbukti menjadi bagian penting dari perkembangan sistem kekebalan tubuh. Menurut ahli biologi mikro Gerald Callahan di Colorado State University, bakteri baik jinak atau bahaya, menjadi bilangan prima sistem kekebalan tubuh dalam merespon patogen penyerang di kemudian hari.

Studi Callahan yang diterbitkan dalam New EnglandJournal of Medicine ini juga menunjukkan, anak-anak yang terlindung dari bakteri, memiliki kesempatan lebih tinggi terkena asma dan alergi. Bukan berarti bakteri menguntungkan tak bisa berbahaya.

Biasanya, bakteri bermanfaat dan bakteri berbahaya secara eksklusif mutual, ungkap Maczulak. Namun, kerjanya tumpang tindih, terutama pada bakteri yang mendiami tubuh. “Bakteri Staph menjadi contohnya, bakteri ini ada di seluruh kulit,” katanya.

Sebuah koloni Staphylococcus Aureus yang hidup di lengan mungkin bekerja bersama, menyerang penyusup tanpa merugikan tubuh namun jika sistem kekebalan tubuh terganggu, bakteri ini bisa mengamuk dan menyebabkan infeksi.

Jumlah sel bakteri yang ada dalam tubuh manusia diperkirakan 10 kali lebih banyak dibanding jumlah sel manusia. “Hal ini membuat banyak ilmuwan menggambarkan manusia lebih mirip bakteri dibanding manusia,” kata Maczulak. Terdengar sedikit menakutkan, “Namun, hal ini membantu Anda memvisualisasikan seberapa besar peran organisme”.

Ilmuwan Ciptakan Nyawa Tiruan



Terobosan baru ilmiah dilakukan ahli biologi berkewarganegaraan Amerika Serikat. Craig Venter berhasil menciptakan ‘kehidupan tiruan’ untuk kali pertama di laboratoriumnya. Sang ilmuwan tersebut,  menyangkal bahwa dirinya mempermainkan Tuhan dengan karyanya itu.


Penciptaan sel sintetik yang digambarkan sebagai sebuah tonggak bersejarah dalam ilmu pengetahuan oleh seorang ahli asal Inggris itu, merupakan mimpi yang menjadi kenyataan dari penelitian yang berlangsung selama 15 tahun oleh genetik entrepreneur, Dr Ventern.

Dia mengembuskan nyawa ke tubuh bakteri menggunakan gen yang disatukan melalui proses di laboratorium dalam sebuah konsep pengembangan, dengan tujuan utama untuk membuat organisme material genetik. Termasuk di dalamnya, pembuatan organisme tiruan yang didesain untuk tugas-tugas khusus seperti membuat vaksin atau membersihkan polusi.

Tapi beberapa ahli melihat adanya potensi bahaya dalam temuan tersebut. Misalnya, nyawa sintetik bisa disalahgunakan untuk membuat senjata biologis.
Berbicara dalam program BBC2 Newsnight di Washington, Venter membantah tuduhan dirinya telah mempermainkan Tuhan. “Tuduhan itu selalu muncul setiap kali muncul terobosan baru di dunia medis atau ilmu pengetahuan yang terkait dengan biologi. (Penelitian) ini mempunyai tujuan kemanusiaan untuk mengontrol sifat alam. Itu sama seperti bagaimana kita menjinakkan hewan,” katanya.

“Ini adalah tingkat lebih tinggi dari pemahaman kita. Ini adalah tahap dimana kita bisa mulai memahami bagaimana kehidupan itu bekerja dan mungkin juga bagaimana kita bisa mengontrol sistem mikrobiologi untuk kepentingan kemanusiaan,” tambahnya seperti dilansir Telegraph.

Saat ditanya, teknik baru tersebut bisa dibeli oleh pemilik modal besar, Venter menjawab, teknologi tidak untuk diperjualbelikan. “Kami berupaya mengembangkan teknologi ini untuk memajukan bidang perlindungan vaksin. Kami akan menggunakannya untuk mengembangkan pemahaman dasar dari kehidupan sel,” jelasnya.

Venter juga menyangkal kekhawatiran sejumlah pihak bahwa teknologi itu akan digunakan sebagai bio terorisme. “Sebagian orang sepakat bahwa ada potensi yang berkembang, bahwa teknologi bisa digunakan untuk kekerasan. Tapi ada juga yang meyakini jika pengembangan ini sangat berpotensi untuk membantu kehidupan manusia,” paparnya.



http://www.youtube.com/v/nKZ-GjSaqgo&color1

Berapa Lama Umur Matahari?

 














Tergantung ukurannya, bintang bisa hidup hingga 10 miliar tahun. (ESO| Telegraph)

Matahari kita sendiri sudah menjalani sekitar separuh dari hidupnya dan akan meredup.
Umur setiap bintang berbeda-beda, tergantung berapa besar ukuran bintang tersebut. Sebuah bintang seperti Matahari memiliki umur sekitar 10 miliar tahun. Adapun bintang yang memiliki berat 20 kali lipat lebih banyak dari Matahari, hanya hidup sekitar 10 juta tahun saja.

Seperti dikutip dari Life’s Little Mysteries, 10 Februari 2011, bintang memulai hidupnya sebagai awan padat yang terdiri dari gas dan debu. Setelah bintang terbentuk, ia membakar hidrogen menjadi helium.

Setelah hidrogen mulai habis terbakar, tahap pembakaran berikutnya mulai berlangsung yakni pembakaran helium menjadi elemen yang lebih berat.

Jika bintang memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, atau hanya beberapa kali lipat ukuran Matahari, bintang tersebut lama-kelamaan akan menjadi bintang putih kerdil atau biasa disebut white dwarf.

Jika bintang tersebut memiliki ukuran jauh lebih besar, pertama-tama ia akan meledak ke dalam, lalu meledak kembali ke luar dalam sebuah ledakan supernova. Lalu, bagaimana dengan Matahari kita?

Evolusi Matahari

Menggunakan teknik pemodelan komputer yang disebut Stellar Evolution and Nucleocosmochronology, Matahari yang juga merupakan sebuah bintang sama seperti bintang lainnya, sudah berusia 4,57 miliar tahun. Saat ini, ia sudah menjalankan sekitar separuh hidupnya di mana saat ini, reaksi fusi nuklir di inti Matahari mengubah hidrogen menjadi helium.

Berhubung Matahari tidak memiliki massa yang cukup untuk meledak seperti sebuah supernova, dalam tempo 5 miliar tahun ke depan, saat hidrogen miliknya habis, ia akan menjadi bintang merah raksasa lalu kemudian akan menciut.

Astronom Temukan Lubang di Matahari

 


















Lubang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan kawasan di sekelilingnya. Lubang ini memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar. (space.com) Sebuah satelit ruang angkasa telah mendeteksi dua lubang berukuran besar di Matahari. Lubang ini diyakini menjadi jalan bagi material dan gas milik bintang itu untuk keluar ke alam bebas.

Lubang yang disebut sebagai ‘coronal hole’ tersebut merupakan celah di antara medan magnet Matahari. Celah itu melubangi lapisan atmosfir luar yang super panas – disebut juga dengan corona – sehingga memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar.

Lubang itu terdeteksi oleh satelit Hinode yang khusus memantau aktivitas Matahari. Adapun kedua lubang tersebut terdeteksi dari foto-foto yang diambil pada 1 Februari lalu.

Pada gambar yang ditangkap, lubang terdapat di bagian tengah atas di dekat kutub Matahari, adapun lubang lain berada di bagian bawah. Lubang juga terlihat lebih gelap dibanding bagian lain dari Matahari. Namun ada alasan untuk itu.

“Suhu lubang itu relatif dingin dibandingkan dengan kawasan aktif di sekelilingnya. Temperatur lebih dingin itu membuat lubang tampak lebih gelap di gambar,” kata juru bicara NASA, seperti dikutip dari Space, 15 Februari 2011.

Hinode Solar Observatory merupakan satelit pemantau milik Jepang yang telah mengamati bintang tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Satelit itu didesain untuk mempelajari medan magnet Matahari untuk membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana energi disebarkan melalui lapisan berbeda milik atmosfir Matahari.

Misi pemantauan yang dilakukan Hinode sendiri merupakan misi gabungan antara Japan Aerospace Exploration Agency, Japan’s National Astronomical Observatory, NASA dan European Space Agency.

Bintang Baru Lahir di Galaksi Tetangga

Teleskop ruang angkasa Hubble kembali menangkap gambar fantastis. Kali ini, gambar yang ditangkap tidak berada di galaksi tata surya melainkan galaksi tetangga kita, NGC 2841. Galaksi ini merupakan salah satu galaksi terdekat yang sengaja dipilih untuk meneliti pembentukan bintang.

Foto menakjubkan yang baru dirilis oleh badan ruang angkasa NASA itu memperlihatkan sebuah galaksi besar dengan taburan bintang-bintang kecil berwarna biru layaknya batu permata. Fantastis.

Gambar ini diambil dengan instrumen baru teleskop Hubble, yakni Wide Field Camera 3 (WFC3). Dengan kemampuan yang dimilikinya, NASA berhasil menangkap gambar secara detail bahkan sampai memperoleh komposisi warna biru solid pada permukaan bintang.

Sekadar diketahui, galaksi berbentuk spiral, yang lebih dikenal dengan sebutan NGC 2841 ini terletak di konstelasi Ursa Major, sekitar 46 juta tahun cahaya dari Bumi.

Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841Sebelumnya, jika ingin melihat gambar dengan resolusi lebih besar, Anda bisa mengunjungi link berikut ini.

Jika diamati, cahaya bintang paling terang terpusat di tengah galaksi. Sementara cahaya spiral adalah debu yang menjadi siluet limpahan bintang paruh baya.

Objek samar-samar berwarna merah jambu pada gambar merupakan emisi nebula. Hal ini menandakan bintang tersebut benar-benar baru saja lahir.

Peneliti mengatakan, foto NGC 2841 di atas adalah bagian dari studi baru bagi ilmuwan untuk memahami dan mempelajari pembentukan bintang di alam semesta. Para ilmuwan akan mengamati lingkungan yang berbeda di sekitar galaksi tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci.

"Para astronom tidak mengerti, misalnya, bagaimana sifat pembibitan bintang sehingga variatif sesuai dengan komposisi dan kepadatan gas yang ada. Mereka juga bahkan tidak tahu apa yang memicu pembentukan bintang pertama kali," kata peneliti, yang dikutip VIVAnews dari Space.com, Sabtu 18 Februari 2011.

Saat ini, WCF3 digunakan para astronom untuk mempelajari wilayah pembentukan bintang. Target observasi adalah gugusan (cluster) bintang dan galaksi serta tingkat kelahiran bintang di galaksi aktif. Misalnya, seperti Messier 82 hingga galaksi kurang aktif seperti NGC 2841.

Letusan Matahari Membawa Berkah



Meski dramatis, letusan dahsyat Matahari pada 14 Februari lalu ternyata tidak sampai memaksa astronot di Internal Space Station untuk lari berlindung. Malah, tampaknya letusan matahari itu membantu menurunkan dosis radiasi yang diterima astronot.

Letusan yang terjadi tersebut, yang merupakan letusan terbesar selama empat tahun terakhir, mengirimkan gelombang radiasi besar dan partikel yang bergerak cepat ke arah Bumi. Setelah letusan itu, Matahari tetap aktif. Bahkan empat hari kemudian, ia kembali melontarkan lidah api besar.

Beruntung, stasiun ruang angkasa ISS berada di jarak 354 kilometer di atas permukaan laut. Ia masih dilindungi medan magnet pelindung milik Bumi yang melindungi dari badai luar angkasa pada umumnya.

“Jika astronot tetap berada di dalam stasiun ruang angkasa, ia tidak dalam bahaya,” kata Frank Cucinotta, Chief Scientist of Space Radiation Program, NASA, seperti dikutip dari Space, 22 Februari 2011. “Bahkan radiasi dari letusan matahari itu membawa berkah,” ucapnya.

Cucinotta menyebutkan, yang jauh lebih mengkhawatirkan bagi astronot justru adalah sinar kosmik galaksi yang datang dari tempat lain. “Gelombang radiasi dan partikel dari Matahari justru menyapu sejumlah sinar kosmik dengan energi ultra tinggi yang datang dari luar sistem tata surya,” ucapnya.

Sebagai informasi, sinar kosmik yang beredar umumnya terdiri dari proton berenergi tinggi yang dilahirkan oleh ledakan supernova dan kejadian dramatis lain yang terjadi di seluruh penjuru alam semesta. Gelombang ini terus menerus membanjiri tata surya kita dari jauh, dan mereka jauh lebih sulit diatasi dibandingkan dengan radiasi dari Matahari kita.

Atmosfir Bumi mampu melemahkan sinar kosmik, sehingga astronot menerima dosis radiasi jauh lebih tinggi dibanding mereka yang tinggal di bumi. Partikel yang bergerak dalam kecepatan tinggi bisa memasuki kulit dan daging manusia, menghantam sel tubuh dan merusak DNA. Sejalan dengan waktu, manusia yang terimbas radiasi secara terus menerus berpotensi terkena kanker dan masalah kesehatan lain.

Namun demikian, badai Matahari yang terjadi pekan lalu justru mereduksi eksposur terhadap radias kosmik. “Gelombang magnetik milik Bumi mampu memantulkan partikel kosmik,” kata Cucinotta. “Sehingga, saat radiasi Matahari tiba di Bumi, ia menyapu banyak sinar kosmik yang berada di hadapannya,” ucapnya.

Fenomena ini disebut sebagai “Forbush decrease” dan pernah terjadi di tahun 2005 lalu. Ketika itu, radiasi sinar kosmik dari penjuru alam semesta berhasil disapu oleh gelombang radiasi dari Matahari hingga berkurang sekitar 30 persen.

Artinya, meski badai yang terjadi di Matahari berpotensi merusak, misalnya mengganggu infrastruktur listrik dan komunikasi di seluruh dunia, dahsyatnya kekuatan radiasi itu juga membawa berkah yakni membuat gelombang pelindung bagi astronot yang berada di ratusan kilometer di atas Bumi.

Ilmuwan India Temukan Goa Raksasa di Bulan


   













Kilauan cahaya lampu kota ternyata bisa dianggap sebagai elemen yang turut mendukung pencemaran udara. Begitu hasil sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan belum lama ini.
Pasalnya, cahaya lampu kota melenyapkan molekul yang biasanya membersihkan atmosfer di malam hari. Dari hasil riset para peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ternyata cahaya lampu kota memiliki andil mencegah produksi molekul Nitrogen Oksida atau dikenal juga dengan nama radikal nitrat.

Biasanya, molekul yang terbentuk dari reaksi nitrogen dioksida dengan ozon itu, mengikat polutan udara yang berseliweran di udara, pada malam hari. Namun, kehadiran cahaya lampu kota di malam hari membuat pembentukan molekul ini terhambat sehingga memperburuk polusi udara kota di kemudian harinya.

Seperti dikutip dari situs Discovery, cahaya lampu di wilayah kota Los Angeles, begitu terang, yakni 10 ribu kali lebih gelap dari cahaya sinar matahari. Namun, ternyata terangnya lampu kota Los Angeles bisa memotong pembersihan udara oleh Nitrogen Oksida, hingga 7 persen.
Akibatnya, pembersihan udara di malam hari mendapat hambatan. Riset mengungkapkan bahwa cahaya lampu kota Los Angeles yang 25 kali lebih terang dari sinar bulan, meningkatkan unsur kimia polutan kota itu sepanjang hari hingga 5 persen.

Menurut Anne Douglas, Goddard Space Flight Center di Maryland, polutan yang banyak menjadi sorot perhatian adalah partikel dan ozon permukaan yang diproduksi oleh bahan kimia. "Anda membutuhkan sinar matahari untuk membuat reaksi kimia ini terjadi. Jadi, biasanya hal ini tidak terjadi pada malam hari," kata Douglass.

Hal senada dikatakan oleh Dr. Harald Stark, pemimpin riset dari NOAA. Menurutnya selama siang hari, tidak terjadi pembersihan ozon oleh radikal nitrat. Pada malam hari, radikal nitrat baru muncul, bereaksi dengan polutan dan membersihkannya," kata dia.
Sayangnya, para peneliti khawatir mengubah jenis lampu kota tak akan menolong banyak untuk menghindari masalah ini. Selama ini di penduduk Los Angeles mayoritas menggunakan lampu jenis high-pressure sodium dan metal halida. "Saya pikir kebijakan untuk mengganti jenis lampu bisa memecahkannya," kata Stark.

Kecuali, dia melanjutkan, kota menggunakan lampu warna merah, lampu yang tidak akan mengganggu pembentukan radikal nitrat ini.

Peneliti Temukan Semen Terbuat dari Asap

Sebagai seorang mahasiswa biologi kelautan di tahun 1980-an, Brent Constantz terkejut saat menemukan betapa mudahnya batu karang mengubah massa hanya menggunakan air laut. Caranya, mereka mengkombinasikan kalsium dan bikarbonat yang ada di air laut menjadi kalsium karbonat yang mengkristal dan kemudian menjadi eksoskeleton tahan lama.


Constantz lalu menghabiskan dua dekade berikutnya memikirkan cara bagaimana mengaplikasikan trik serupa terhadap tulang manusia. Akhirnya, setelah mendaftarkan 60 hak paten dan mendirikan dua perusahaan, kini tulang buatannya digunakan di seluruh dunia.
Meski demikian, ia tidak berhenti memikirkan batu karang. Akhirnya, pada tahun 2007 ia mendapatkan ide untuk membuat semen jenis lain yang bisa digunakan untuk membangun gedung.

Sama seperti koral, semen dari batu kapur juga mengkristal di air. Jika diberi campuran tambahan seperti pasir atau kerikil, campuran itu akan menjadi beton yang murah namun tahan lama.

Yang jadi masalah, pembuatan semen membutuhkan pemanasan batu kapur hingga 1.400 derajat Celsius. Ini menyebabkan batu kapur mengeluarkan karbondioksida. Hasilnya, menurut US Department of Energy, pabrik semen telah menjadi sumber emisi karbondioksida terbesar di luar konsumsi bahan bakar fosil.

Ironisnya, kebutuhan atas semen kini semakin meningkat, khususnya di negara-negara kekuatan ekonomi baru. Sebagai contoh, di China, per tahun, sekitar 15 juta orang telah bermigrasi dari pedesaaan ke kota, dan berbagai proyek pembangunan terus mengikuti laju migrasi tersebut.

Constantz melihat peluang bahwa produsen semen, dengan meniru trik karang, dapat memenuhi permintaan pasar sekaligus mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfir. Selain itu, mereka juga bisa menyerap bahan baku dari pelepas karbondioksida terbesar di dunia, yakni pembangkit tenaga listrik.

Pada tahun 2009, perusahaan terbaru Constantz, Calera, mulai menerapkan teori ini secara langsung pada sebuah pembangkit listrik berdaya 1.000-megawatt di Moss Landing, California.

Insinyur yang ada di sana menyemprotkan air laut kaya mineral atau air garam ke gas buangan yang ditangkap dari cerobong asap pembangkit listrik itu. Kalsium pada air mengikat karbon yang menjadi sumber polusi dan membentuk semen.

Constantz mengatakan, pabrik percontohan yang ia buat mampu memproduksi hingga 1.100 ton semen per hari dengan memanfaatkan 550 ton karbon dioksida.  

“Semua terinspirasi dari makhluk laut yang selama paling tidak 600 juta tahun terakhir telah menyerap karbon dioksida dalam kerangka mereka, yang telah dipadatkan dari waktu ke waktu untuk membentuk batu kapur,” kata Constantz, seperti diberitakan PopSci pada 10 Januari 2010.

Padahal, kata Constantz, batu kapur itu selama ini lalu dipanaskan untuk membuat semen. Jadi, ia menyimpulkan, “Daripada mengubah batu menjadi karbondioksida, mari kita mengubah karbondioksida menjadi batu.”

Badai Matahari Ancam Bumi 'Kiamat' di 2013



Ilmuwan memperingatkan suatu ledakan energi Matahari bisa melumpuhkan Bumi  tahun mendatang. Para peneliti khawatir ledakan besar itu terjadi pada tahun 2013 dan bisa menyebabkan pemadaman listrik secara total di seluruh dunia dan kekacauan global.

Seperti dilansir The Sun , potensi bencana yang terjadi sekali dalam seabad ini bisa membawa ancaman serius pada sejumlah fasilitas vital: kerusakan jaringan listrik, hancurnya sistem komunikasi, pesawat jatuh, dropnya stok pangan dunia, dan porak-porandanya jaringan Internet.

Bencana sejenis disebutkan pernah terjadi pada tahun 1859 dan  mendatangkan kerusakan dahsyat di Eropa dan Amerika. Saat itu dilaporkan kawat telegraf terbakar habis. Bahkan, saat itu diberitakan dua pertiga langit di Bumi diselimuti cahaya aurora berwarna merah darah.

Peringatan malapetaka ini yang mengingatkan pada gambaran kiamat di film '2012' ala Hollywood--tak kurang membuat was-was Menteri Pertahanan Inggris, Liam Fox. Dia lalu menggelar konperensi darurat di London . Fox yang bergelar doktor mengatakan bencana yang dampaknya sulit diukur dan diprediksi ini bisa mengakibatkan kerusakan berskala hebat. Dan jika benar terjadi, maka badai matahari itu bisa menciptakan kerusakan yang jauh lebih berbahaya ketimbang ledakan serupa pada tahun 1859.

Da lalu meminta para ilmuwan untuk menyusun strategi guna mengantisipasinya. Konferensi yang diselenggarakan oleh Dewan Keamanan Infrastruktur Listrik Inggris itu mendengar paparan dari para ahli bahwa Matahari akan mencapai tahap kritis dari siklusnya di tahun 2013 mendatang.

Ketika itu, gelombang energi magnetik yang tercipta di atmosfer diperkirakan akan memicu badai radiasi yang menyebabkan lonjakan energi berkekuatan besar. Akibatnya, akan tercipta badai awan di kota-kota besar dunia seperti London, Paris, dan New York. Pada tahun 1989, bencana serupa yang berskala kecil sempat mengganggu pembangkit listrik di Quebec, Kanada.
Mantan penasihat pertahanan pemerintah AS, Dr. Avi Schnurr, juga memperingatkan, "Badai geomagnetik bisa menghancurkan negara-negara di muka bumi. Kita tidak bisa berpangku tangan menunggu bencana itu datang."

Hujan Buatan Atau Modifikasi Cuaca?

Pernah mendengar hujan buatan? Wah apakah itu berarti kita manusia sudah bisa “membuat” hujan sendiri? Bagaimana caranya? Apakah dengan “menyemprotkan” air dari pesawat terbang? Berapa banyak air yang di”terbangkan”? Kenapa diperlukan hujan buatan?

Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai  pada tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut.
Yang sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah menciptakan peluang hujan dan “mempercepat” terjadinya hujan. Nama yang digunakan sebagai upaya “membuat hujan” adalah menjadi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) .

image_preview

Di Sekolah kamu tentu tahu tentang proses terjadinya hujan kan? Yaitu dikenal dengan siklus hidrologi, ada penguapan air, pembentukan awan, dan turun menjadi hujan.
Nah yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan sebagai “dapur” pembuat hujan. Sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan.

Bahan untuk “mempengaruhi” proses yang terjadi di awan terdiri dari dua jenis yaitu
  1. Bahan untuk “membentuk” es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (AgI)
  2. Bahan untuk “menggabungkan” butir-butir air di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau CaCl2 dan Urea.
hal14

Bahan-bahan ini “disebar” dengan bantuan Pesawat terbang, Roket, dan disebar dari daerah tinggi (misal : puncak gunung). Penyebaran bahan “bibit hujan” tadi, harus memperhatikan kondisi yang akurat tentang arah angin, kelembaban dan tekanan udara, peluang terjadinya awan. Kerap terjadi, bahan-bahan yang sudah “disebar” tadi tidak menghasilkan hujan, justru “hilang” begitu saja.
Di Indonesia, upaya “hujan buatan” ini diperlukan untuk :
  1. Antisipasi Ketersediaan Air, misal pengisian waduk, danau, untuk keperluan air bersih, irigasi, pembangkit listrik (PLTA)
  2. Antisipasi Kebakaran hutan/lahan, kabut asap
Nah jika hujan tiba, dapatkah kamu menduga-duga, apakah ini hasil “hujan buatan” atau bukan ?. Oh ya kualitas air “hujan buatan” tidak terlalu berbeda dengan “hujan asli” lho, kamu tidak perlu khuatir air hujan nya berasa “asin” atau berbau.

Matahari Terbit Dua Hari Lebih Cepat Dari Biasanya di Greenland

Matahari di atas Greenland, negara pulau yang terletak di antara Laut Arctic dan Atlantic dan sebelah timur Kanada, muncul dua hari lebih cepat dari jadwal biasanya. Menurut para ilmuwan, matahari yang biasanya terbit di awal tahun ini merupakan tanda berakhirnya malam panjang selama satu setengah bulan di sana.

http://image.tempointeraktif.com/?id=43530
Tapi untuk pertama kalinya dalam sejarah matahari terlihat di garis horizon pada pukul 13.00 waktu setempat pada 11 Januari lalu. Padahal, menurut jadwal, matahari semestinya bersinar pada 13 Januari.
Kejadian langka ini diduga karena lapisan atas permukaan es di Greenland mencair sehingga sinar matahari mampu menembus lebih awal. Teori ini didasarkan atas studi perubahan cuaca yang membuktikan bahwa tingkat lapisan atas es di Greenland mulai menurun.
Laporan dari Organisasi Meteorologi Dunia menyebutkan bahwa suhu di Greenland naik sekitar 3 derajat Celcius dari suhu rata-rata tahun lalu.
Selain itu, pada Desember lalu suhu udara juga lebih hangat dari biasanya dan hujan lebih banyak turun ketimbang salju. Beberapa kalangan berpendapat bahwa kemunculan matahari yang lebih cepat dua hari itu kemungkinan ada kaitannya dengan fenomena luar angkasa.
Tapi, Wolfgang Lenhardt, direktur departemen geofisika Central Institute Meteorology di Wina, menolak teori tersebut. “Konstelasi bintang tak pernah berubah. Jika itu terjadi, pasti akan terjadi kekacauan di bumi,” katanya.

WASP-33b, Planet Terpanas yang Lebih Panas Dari Beberapa Bintang

Astronom yang terlibat dalam proyek Super Wide Angle Search for Planets (SuperWASP) telah menemukan planet terpanas bernama WASP-33b. Suhu planet tersebut lebih panas dari suhu beberapa bintang.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/01/19/1428533620X310.jpg 

Keberadaan planet itu telah diduga sejak tahun 2006 lalu namun baru dikonfirmasi tahun 2010 kemarin. Diketahui, planet tersebut tergolong dalam jenis planet gas dengan massa kurang dari 4,5 kali massa Jupiter.
Berdasarkan observasi dengan William Herschel Telescope, suhu WASP-33b mencapai 3200 derajat Celsius. Suhu itu lebih panas daripada bintang katai merah yang bersuhu 700 derajat Celsius dan WASP-12b yang suhunya 2300 derajat Celsius.
Salah satu penyebab panasnya suhu planet itu adalah suhu bintang induknya yang juga panas. Astronom mengatakan, suhu bintang induk planet itu adalah 7160 derajat Celsius, lebih tinggi dari suhu matahari yang hanya 5600 derajat Celsius.
Sementara, sebab lain adalah kedekatan jarak orbit WASP-33b dengan bintang induknya. Dengan jarak hanya 7 persen dari jarak Merkurius-Matahari, planet ini seakan menjadi "ketularan" panas bintang induknya.
Studi tentang planet ini dipimpin oleh Alexis Smith dari Universitas Keele di Stafordshire, Inggris. Lewat studi ini, astronom juga mengetahui bahwa waktu revolusi planet ini sangat singkat, hanya 29,5 jam.
Drake Demming dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland yang tidak terlibat penelitian ini mengatakan, "WASP-33b bisa membantu astronom menelaah planet panas yang karakteristisknya masih misteri."
Hal yang bisa dipelajari misalnya adanya planet berorbit dekat dengan bintangnya yang memiliki lapisan atmosfer luar lebih dingin dari lapisan dalamnya. Ini mengejutkan karena planet tersebut "dipanaskan" dari luar.
Deming mengatakan, fakta itu bisa berkaitan dengan adanya senyawa berbasis karbon yang mengubah cara atmosfer merespon radiasi. Senyawa kimia tertentu bisa terbentuk akibat sinar ultraviolet dari bintang.
"Ini pastinya akan menjadi planet yang ingin Anda lihat. Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk bisa mempelajari planet yang mengorbit pada bintang yang super panas," pungkas Deming dalam interview-nya dengan New Scientist.