Siapa bilang sukses perlu pendidikan yg tinggi, ini contoh 11 orang Indonesia yg sukses tanpa ijazah:
 
1.Andy F. Noya
 
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy  sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang,  Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik  Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya  merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun  dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai  jalan hidup saya,”?tutur Andy.
 
2.Adam Malik
 
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
 
3.M. H. Ainun Najib   
 
 
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya  berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).  Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena  melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga  studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I.  Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa  jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
 
4.Abdullah Gymnastiar
 
Ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusaha besar) tanpa  ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini belum  mengambil ijazahnya.
 
5.Ajip Rosidi
 
Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya  soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan  hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin  membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”?. Dan itu dibuktikan dengan terus  menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil  sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya  ijazah SMA, pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas  Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka  Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun  menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun. Berikut Sejarah  Pendidikan Beliau :  
Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
  
6. Bob Sadino
 
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah  anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob  yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan  keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup  mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling  dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah  di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di  Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika  tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami  Soejoed. 
Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta  2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk  membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain  tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia,  Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad  untuk bekerja secara mandiri.
 
7.Andrie Wongso
 
Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di  kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti  bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah  ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang  disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui  dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke  toko-toko dan pasar.
 
8. Purdi E Chandra
 
Sosok Purdi E. Chandrakini dikenal sebagai pengusaha yang sukses.  Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan  masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia  dengan 100 rb siswa tiap th. 
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan  mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses  tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika  baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris  dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan  kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2  dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih  gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang  penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan  mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.
 
9.Hendy Setiono
 
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya.  Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya  berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala  koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus  bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara  lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri,  Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang,  Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan  Jakarta.
 
10.Buya Hamka
 
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik  bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan  penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Hamka mendapat  pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika  usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di  Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa  Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid  yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad  Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
 
11.Basrizal Koto
 
Basrizal Koto atau sering disebut Basko lahir di Kampung Ladang,  Pariaman dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah  getir, dimana Basko sempat merasakan hanya makan sehari sekali, di mana  untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam beras ke tetangga. 
Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah.  Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko akhirnya  berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas  seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding  melanjutkan sekolah.Basko yang panjang akal dan visioner mengawali  usahanya dengan berjualan pete.Kemahirannya berkomunikasi, membangun  jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya  sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan  lapangan kerja.
Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan  sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau,  menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.Beberapa perusahaan  yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat  belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (percetakan), PT Cerya Zico  Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Best  Western Hotel (Hotel Basko), dll. Proyek terakhir yang tengah digarapnya  adalah pendirian Best Western Hotel dengan 198 kamar. Sebuah hotel  bintang empat plus yang tengah di bangun di Padang, Sumatra Barat.
sumber :